May 2, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Bahas Masa Depan Produksi Migas Berharap Peningkatan dan Mencapai 1 Juta BOPD

IVOOX.Id, Yogyakarta - Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjadi keynote speech pada acara Join Convention Yogyakarta 2019 yang diselenggarakan oleh IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia), HAGI (Himpunan Ahli Geofisika Indonesia), IATMI (Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia), dan IAFMI (Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Migas Indonesia) pada tanggal 26 November 2019 di Hotel Tentrem Yogyakarta.

Acara JCY 2019 mengambil thema "Toward Massive Exploration and Maximizing Undeveloped Resources" dihadiri oleh sekitar 900 peserta dan menampilkan 650 makalah yang berbentuk presentasi dan poster dari para penggiat migas dan akademisi. Tingginya jumlah presentasi dan poster menunjukkan adanya inovasi dan room of improvement dalam rangka meningkatkan kinerja industri hulu migas nasional.

Pada paparannya Kepala SKK Migas menyampaikan Indonesia saat ini memproduksikan minyak kurang lebih 748.000 barel minyak per hari dan gas 7.200 mmscfd (data per-30 Oktober 2019), dimana hal tersebut menggambarkan penurunan secara total kurang lebih 5% dibandingkan dengan produksi tahun lalu. Hal ini menunjukkan berbagai upaya dan kerja keras yang telah dilakukan oleh SKK Migas dan Kontraktor KKS sehingga penurunan produksi secara alamiah sebesar 20% dapat dihindari.

Peluang industri migas nasional masih besar karena dari total sebanyak 128 cekungan sedimen yang ada di Indonesia, baru 54 cekungan yang telah dieksplorasi dan yang berproduksi sebanyak 19 cekungan. Dengan demikian masih ada 74 cekungan yang menunggu untuk dieksplorasi serta 35 cekungan yang telah dieksplorasi diharapkan dapat ditemukan cadangan migas melalui eksplorasi dan investasi yang terus menerus di cekungan tersebut.

Untuk itu, SKK Migas memiliki 4 (empat) hal yang menjadi pilar strategi jangka panjang yaitu : 1. Menjaga produksi yang ada sekarang, 2. Transformasi resource menjadi produksi, 3. Implementasi EOR, 4. Eksplorasi yang masif.

Keyakinan terhadap masih menariknya investasi hulu migas nampak terlihat disaat harga minyak dunia yang masih rendah, dengan adanya investasi di Blok Masela yang mencapai USD 19,8 miliar dan akan menambah produksi 9,5 juta ton pertahun untuk LNG dan 150 mmcfd melalui gas pipa menunjukkan bahwa investasi migas di Indonesia masih menarik bagi investor.

Terlebih di Blok Masela investasi dilakukan di laut dalam dengan berbagai tantangan, semakin menunjukkan bahwa tingkat resiko investasi sebanding dengan potensi yang akan didapatkan, sehingga konsorsium Inpex tidak ragu-ragu untuk menanamkan investasi yang besar tersebut.

Dua tahun ini, SKK Migas sudah mengumpulkan para expertise di dunia migas untuk berkumpul bersama mendiskusikan berbagai macam subsurface dan juga teknologi yang ada saat ini dalam acara G&G Days 2019 dan Technology Days 2019. Salah satu hasil yang diperoleh adalah adanya keyakinan SKK Migas adanya potensi Giant Discoveries di 10 titik utama di Indonesia yang membentang dari barat ke timur.

Dari 10 titik tersebut, saat ini, kita juga melihat terdapat penambahan fokus eksplorasi di daerah timur, yaitu potensi area laut dalam/deep water. Fokus area ini memang menantang, tidak hanya membutuhkan ilmu yang tepat untuk dapat melakukan operasional secara efektif dan efisien, tetapi juga membutuhkan dukungan dana yang tidak sedikit dimana resiko yang dihadapi juga tinggi.

Kepala SKK Migas menyampaikan rasa optimisnya, dengan berbagai upaya, termasuk mendorong insan dan pelaku bisnis Migas untuk terus menemukan cara terbaik melalui teknologi agar semakin efisien dalam melakukan ekplorasi dan produksi, maka investasi di Indonesia akan menjadi semakin menarik. Oleh karena itu harapan meningkatnya Produksi migas nasional dan kembali mencapai angka 1 juta BOPD dapat dicapai di tahun 2030.

0 comments

    Leave a Reply