April 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Apresiasi Dolar AS, Katalis Negatif Rupiah pada Awal Pekan ini

IVOOX.id, Jakarta - Kendati dibuka menguat ke posisi 13.540 per dolar AS, kurs rupiah diperkirakan bakal bergerak meremah pada Senin (11/12/2017). Itu karena apresiasi dolar AS terjaga pasca publikasi data gaji di AS yang lebih baik dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Kendati demikian, kondisi tersebut akan memperkuat pemerintah AS untuk mengambil kebijakan kenaikan tingkat sukubunga The Fed pada pertemuan FOMC pekan ini.

Pada Jumat 908/12/2017), kurs rupiah ditutup pada posisi 13.545 per dolar AS. Itu disebabkan adanya katalis positif dari penurunan cadangan devisa. Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa cadangan devisa hingga akhir November 2017 tercatat sebesar US$125,97 miliar, turun US$580 juta dibandingkan bulan sebelumnya.

“Dari laporan tersebut, para analis berkesimpulan, bahwa apresiasi rupiah terbantu oleh intervensi Bank Indonesia,” ujar Faisyal, analis pasar uang PT Monex Investindo Futures di Jakarta, Senin (11/12/2017).

Pada Jumat tersebut, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa perekonomian domestik mencetak 228.000 pekerja pada November 2017. Jumlah tersebut melampaui perkiraan pasar untuk pertumbuhan 200.000 pekerja.

Sementara itu, tingkat pengangguran bertahan di level 4.1% untuk bulan kedua secara beruntun. Data tenaga kerja yang optimis menjaga ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan ini.

Pada perdagangan hari ini, kurs rupiah berpotensi bergerak i antara 13.530 - 13.560 per dolar AS. Jika melemah dan mencapai di atas 13.560, maka kurs rupiah berpotensi melemah lebih dalam lagi hingga 13.575.

“Sementara itu, jika dapat menguat ke bawah levvel 13.530. maka kurs rupiah akan terus menguat hingga mencapai Rp13.510 per dolar AS,” imbuh Faisyal.[abr]

0 comments

    Leave a Reply