March 29, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Antam Teken Proyek Strategis

iVooxid, Jakarta - Dalam rangka mewujudkan komitmen percepatan pengembangan proyek hilir, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk serta Konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan Kawasaki Heavy Industries, Ltd. (WIKA - KHI) menandatangani kontrak Engineering, Procurement & Construction (EPC) turnkey Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) Tahap 1 Line 1 berkapasitas 13,500 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun.

Menurut Direktur Pengembangan ANTAM Johan NB Nababan, proyek P3FH merupakan salah satu proyek strategis ANTAM yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah potensi bijih nikel Perusahaan melalui kegiatan pengolahan bijih nikel menjadi feronikel.

Pabrik Feronikel Haltim yang akan dibangun terdiri dari Rotary Dryer berkapasitas 170 ton per jam, Rotary Kiln kapasitas 165 ton per jam, Electric Smelting Furnace berkapasitas 60 MW serta peralatan penunjang lainnya.

WIKA-KHI merupakan pemenang tender EPC P3FH dengan nilai kontrak sebesar Rp3,43 triliun yang meliputi pekerjaan design, engineering, procurement, construction, startup, testing and commissioning of the plant.

"Pabrik feronikel Haltim akan meningkatkan kapasitas produksi feronikel Perusahaan dari 27.000-30.000 Ton Nikel (TNi) per tahun menjadi 40.500-43.500 TNi per tahun, serta turut mendukung program pembangunan industri dasar logam stainless steel," katanya.

Selain P3FH, ANTAM juga telah menyelesaikan Proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa (P3FP) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Hal itu ditandai dengan telah diselesaikannya PLTU Batubara berkapasitas 2 x 30 MW. Dengan selesainya PLTU Batubara tersebut, ANTAM tengah bersiap dalam penyelesaian P3FP secara keseluruhan.

"Selesainya PLTU Batubara menunjukkan bahwa ekspansi produksi feronikel Perseroan tetap on track. P3FP akan meningkatkan kapasitas produksi feronikel di Pomalaa dari 18.000-20.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) saat ini menjadi 27.000-30.000 TNi," lanjut Johan.

Setelah PLTU batubara di Pomalaa beroperasi, biaya energi feronikel ANTAM diharapkan dapat turun sekitar 15%-20%. Sampai dengan periode 9 bulan pertama 2016 biaya tunai feronikel Antam sudah mencapai US$3,38 per pon. Cash cost ANTAM juga sudah berada di second quartile untuk produsen komoditas nikel global berbiaya rendah.

Johan menambahkan, selain PLTU Batubara yang telah diselesaikan, ANTAM juga tetap melakukan perbaikan dan pembaruan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang sebelumnya sudah dimiliki. Engine lama tipe 18v46 akan di retrofit agar bisa menjadi dual fuel yakni Marine Fuel Oil (MFO) dan gas yang saat ini sedang dalam proses.

Melalui penurunan biaya produksi dan peningkatan kapasitas produksi, Perseroan optimis akan imbal hasil dan profitabilitas yang solid dari bisnis nikel.

"Selama 9 bulan pertama 2016, volume produksi feronikel ANTAM tercatat 14.393 TNi. Nilai itu meningkat 12% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 sebesar 12.838 TNi," tutupnya. (ant)

0 comments

    Leave a Reply