Andi Amran Sulaiman kembali jadi Menteri Pertanian
IVOOX.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang mengundurkan diri karena terjerat kasus korupsi.
Dalam acara pelantikan yang diselenggarakan di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu, Presiden Jokowi juga melantik Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) TNI dan Duta Besar RI untuk Argentina.
“Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi dharma bakti saya kepada bangsa dan negara,” kata Amran ketika mengucapkan sumpah jabatan.
Dipandu oleh Presiden Jokowi, Amran juga bersumpah bahwa dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan dan bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab.
Amran kembali ke kabinet Jokowi setelah sebelumnya juga menjabat sebagai mentan pada periode 2014-2019.
Pria yang lahir di Bone, Sulawesi Selatan, 27 April 1968 itu pernah bekerja di PTPN XIV. Dia bahkan sempat menjabat sebagai kepala bagian logistik di BUMN tersebut.
Setelah kariernya di PTPN, Amran membuat beragam inovasi di bidang pertanian sesuai dengan jurusan kuliahnya di Universitas Hasanuddin, Makassar.
Amrah termasuk penemu sekaligus penerima hak paten alat empos tikus “Alpostran”.
Sejak itu dia terus mengembangkan usaha dan melebarkan bidang bisnisnya yaitu produsen pestisida, perkebunan kelapa sawit, gula, tambang nikel, tambang emas, dan SPBU. Semua usahanya di bawah bendera Tiran Group.
Pada September lalu, Amran bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta untuk berdiskusi isu ekonomi.
Kala itu, menurut Amran, tidak ada tawaran dari Presiden agar dirinya kembali menjadi menteri. Dia mengungkapkan dirinya memang sudah beberapa kali mendiskusikan perekonomian dengan Presiden, sejak tidak lagi menjabat sebagai mentan.
Sebagai pengusaha, Amran mengaku pernah berdiskusi masalah tebu dan pabrik gula modern di Bombana, Sulawesi Tenggara, serta berdiskusi masalah nikel hingga kondisi ekonomi riil di bawah.
Dia juga berdiskusi dengan Presiden mengenai potensi nikel di Indonesia timur.
Fokus Tekan Impor Beras
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan akan berfokus mengembangkan produksi pertanian terutama beras untuk menekan kuota impor di masa jabatannya yang kurang dari satu tahun.
“Fokus pangan padi dan jagung, ini penting sekali. Impor ini 3,5 juta beras, kita menekan dulu kembali ke titik 0. Insya Allah masuk swasembada kembali,” kata Mentan Amran Sulaiman di Kantor Kementerian Pertanian seusai dilantik oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (25/10/2023).
Mentan Amran menuturkan meski masa jabatannya di Kabinet Indonesia Maju kurang dari 1 tahun, ia optimistis target penurunan beras tersebut bisa terwujud karena dulu Indonesia pernah menjadi negara swasembada beras.
“Bisa karena dulu swasembada semua teman-teman. Aku hanya bagian kecil dari pertanian. Pak Wamen, Pak Dirjen ini hebat-hebat, percaya deh ini berubah semudah membalikkan telapak tangan,” ujarnya dikutip dari Antara.
Mengenai ancaman penurunan produksi beras akibat El Nino, ia mengatakan, ancaman El Nino pada 2015 lebih tinggi dibandingkan tahun ini. Namun Indonesia berhasil mengatasinya bahkan menjadi swasembada beras hingga 2017.
Mentan Amran menyampaikan bahwa penunjukannya sebagai Menteri Pertanian menggantikan Menteri Pertanian sebelumnya Syahrul Yasin Limpo yang mengundurkan diri karena terjerat korupsi, baru disampaikan pada Selasa (24/10) sore.
Kemudian pada pelantikannya di Istana Negara pada Rabu pagi, Presiden Jokowi berpesan agar dirinya meningkatkan produksi pangan terutama beras.
“Ke sini (Jakarta) baru kemarin sore jam 5. Dan itulah Presiden kita. Aku ditanya, aku bingung. Sempat ketemu Pak Wamentan jam 2. Kesimpulannya setiap detik adalah takdir, takdir sudah ditentukan dan tidak usah kita bergeming kepada takdir. Biarkan takdir berputar pada orbitnya,” tuturnya.
Ia juga menepis bahwa pertemuannya dengan Presiden Jokowi di Istana Negara pada September lalu untuk membahas penunjukkannya sebagai Menteri Pertanian. Pada pertemuan satu bulan lalu itu, disebutnya hanya membahas masalah ekonomi Indonesia secara menyeluruh, membahas potensi sumber daya alam (SDA) khususnya di Indonesia bagian timur.
“Kami membahas masalah ekonomi Indonesia. Kami membahas potensi SDA khususnya Indonesia Timur,” tuturnya.
0 comments