May 5, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Ancam Pertumbuhan di Semester II, INDEF Khawatirkan Kenaikan Inventori

IVOOX.id, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengkhawatirkan peningkatan inventori atau barang sudah diproduksi, tetapi belum terjual pada triwulan II 2018, sehingga berpotensi mengancam pertumbuhan ekonomi pada semester II 2018.

"Peningkatan inventori terjadi karena pelaku usaha meningkatkan produksi ketika Lebaran. Namun, sekalipun ada peningkatan konsumsi, ternyata barang produksi dalam negeri hanya di gudang," kata Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (8/8).

Pada triwulan II 2018, perubahan inventori tumbuh 44,07 persen (yoy) dan 18,5 persen (q-to-q). Perubahan inventori tersebut memiliki andil 0,46 persen terhadap pertumbuhan PDB yang tercatat 5,27 persen.

Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan produksi sebagai antisipasi Lebaran tidak mampu terjual. Adanya peningkatan impor yang mencapai 15,17 persen (yoy) juga memunculkan dugaan bahwa peningkatan konsumsi tidak kemudian dibelanjakan ke sektor industri dalam negeri.

Laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2018 tercatat 5,14 persen (yoy). Angka tersebut lebih besar dibandingkan triwulan I 2018 sebesar 4,95 persen (yoy).

Enny menyebutkan inventori yang masih banyak di gudang berpotensi membuat dunia usaha tidak melakukan ekspansi pada triwulan berikutnya.

"Kalau tidak ada ekspansi, maka tidak ada perluasan kerja. Kalau tidak ada lapangan kerja yang meningkat, maka otomatis sumber pendapatan orang untuk konsumsi ada potensi untuk menurun," ujar dia, dikutip Antara.

Oleh karena itu, Enny mendorong pemerintah untuk kreatif menciptakan mesin pertumbuhan baru pada semester II 2018, seperti Pertemuan Tahunan IMF-WB dan Asian Games 2018 meskipun keduanya memiliki dampak terbatas.

Selain itu, pemerintah juga diimbau untuk mengevaluasi sisi belanjanya yang tidak produktif untuk kemudian dialihkan ke sektor produktif.

"Kalau tidak ada respons yang cepat dari pemerintah hampir dipastikan pertumbuhan triwulan III 2018 dan triwulan IV 2018 justru turun karena mesin penggarap pertumbuhan ekonominya sudah terkumpul di triwulan II 2018," kata Enny.

0 comments

    Leave a Reply