April 25, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Analis Pertahankan Rekomendasi Beli Saham ADRO dengan Harga Wajar Rp2.780

IVOOX.id, Jakarta - Analis mengasumsikan tren kenaikan harga batu bara masih terjaga sehingga dapat meningkatkan kinerja PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang berimbas pada kenaikan EPS (Earnings per Share)-nya. Sahamnya mendapat rekomendasi beli dengan target harga di Rp2.780.

Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas mengatakan, adanya aktivitas pengeboran yang dilakukan oleh ADRO bertujuan untuk mempertahankan tingkat produksi dari perseroan. "Jadi, membaiknya harga batubara tidak mendorong Adaro untuk menaikkan produksi," kata dia di Jakarta, Selasa (16/1/2018).

Namun demikian, Reza menggarisbawahi, hingga saat ini target produksi yang ditetapkan manajemen sudah sesuai panduan 2017 yaitu sebesar 52 juta ton hingga 54 juta ton. "Pengeboran dilakukan untuk melakukan penggalian dan tetap fokus untuk menjaga cadangan batubara dalam jangka panjang demi pengembangan bisnis pembangkit listrik ke depan," ucapnya tandas.

Dari informasi, produksi batubara ADRO 70% untuk kebutuhan ekspor dan 30% lainnya untuk domesktik. Porsi tersebut nantinya akan berubah ketika Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, di Jawa Tengah, beroperasi yang kebutuhan batubaranya mencapai 7 juta ton per tahun.

Sebelumnya, Divisi pertambangan dan pertambangan batu bara milik ADRO masih menjadi penopang pendapatan perseroan sepanjang periode Januari-September tahun lalu. Dalam periode tersebut, ADRO mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 37,08% menjadi US$2,44 miliar dari US$1,78 miliar pada periode yang sama tahun 2016.

Perseroan mengungkapkan peningkatan pendapatan tersebut didukung dengan adanya kenaikan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) sebesar 42%. Adapun, divisi pertambangan dan pertambangan batu bara menyumbang 94% dari total pendapatan usaha perseroan atau sebanyak US$2,28 miliar pada periode sembilan bulan pertama tahun ini.

Dalam periode tersebut, perseroan memproduksi batu bara sebanyak 39,36 juta ton dengan penjualan batu bara mencapai 39,44 juta ton.

Di atas semua itu, Reza mempertahankan rekomendasi beli dengan fair value Rp2.780. "Asumsinya masih terjaganya kenaikan harga batu bara yang dapat meningkatkan kinerja dari ADRO yang berimbas pada kenaikan EPS (Earnings per Share)-nya," ujarnya.

Sementara itu, dari sisi teknikal, setelah fase kenaikan yang terjadi dimungkinkan terjadinya konsolidasi di area Rp2.190-Rp2.170. "Waspadai adanya aksi ambil untung sesaat," tuturnya seraya mewanti-wanti.

Asal tahu saja, ADRO berencana memproses pengeboran eksplorasi dan geotech dengan kedalaman hingga 2.375,6 meter di area Tambang Tutupan, Kalimantan Selatan (Kalsel) selama Januari 2018. Sedangkan sepanjang tahun lalu, total aktivitas pengeboran perseroan menyerap biaya sebesar US$1,71 juta.

Adaro Energy sebagai perusahaan tambang batubara memiliki tiga wilayah penambangan, yakni Wara, Tutupan, dan Paringin yang berada di Kabupaten Tabalong dan Balangan di Kalsel. Jika sepanjang tahun lalu biaya pengeboran tambang emiten berkode saham ADRO ini mencapai US$ 1,71 juta, khusus Desember 2017 tercatat mencapai US$242,2 ribu.

Realisasi tersebut lebih besar US$97,54 ribu dari prediksi awal. Sebab sebelumnya, Adaro Energy menilai biaya pengeboran Desember 2017 hanya membutuhkan biaya sebesar US$144,66 ribu. Selama Desember lalu, Adaro Energy melakukan driiling dan logging di wilayah Tambang Tutupan dan Wara. (jaw)

0 comments

    Leave a Reply