March 28, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Amnesti Pajak Kembalikan Sentimen Positif Pasar Modal

iVooxid, Jakarta - PT BNP Paribas Investment Partners menilai bahwa pencapaian program amnesti pajak periode pertama mengembalikan sentimen positif di industri pasar modal pada 2016 ini setelah cenderung mengalami koreksi pada tahun sebelumnya.

"Angka-angka yang dipublikasi dalam program amnesti pajak sangat positif, itu bisa mengembalikan sentimen pasar menjadi positif," ujar Presiden Direktur BNP Paribas Investment Partners, Vivian Secakusuma di Jakarta, Selasa (4/10/2016).

Menurut dia, pencapaian dana yang masuk dalam program amesti pajak dapat membantu anggaran pemerintah, sehingga potensi pemotongan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ke depan relatif kecil.

"Jadi, sentimen ke depan bagi pelaku pasar di dalam negeri bisa lebih positif sehingga mendorong kegiatan atau bisnis lebih aktif. Potensi konsumsi domestik juga akan naik, kondisi itu seharusnya akan mendorong pertumbuhan industri atau perekonomian di Indonesia," katanya.

Berdasarkan situs Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan pada Selasa (4/10) ini memasuki periode kedua program amnesti pajak, penerimaan surat pernyataan harta (SPH) sebesar Rp3.651 triliun yang terdiri atas deklarasi dalam negeri Rp2.559 triliun, deklarasi luar negeri Rp955 triliun, dan repatriasi Rp137 triliun.

Sementara realisasi Surat Setoran Pajak (SSP) mencapai Rp97,2 triliun, yang terdiri dari pembayaran tebusan Rp93,8 triliun, pembayaran bukper (bukti permulaan) Rp362 miliar, dan pembayaran tunggakan Rp3,06 triliun.

"Meski pertumbuhan ekonomi domestik masih melambat atau belum benar-benar naik tinggi, tetapi dengan angka-angka amnesti pajak itu memberikan sentimen positif. Biasanya, itu akan sangat membantu pergerakan pasar lebih baik," katanya.

Apalagi, lanjut dia, kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan menjadi (BI 7-day Repo Rate) sebesar 25 basis points (bps) dari 5,25 persen menjadi 5,00 persen pada September lalu akan membantu pertumbuhan ekonomi domestik.

Kendati demikian, menurut Vivian Secakusuma, meski secara umum sentimen dari dalam negeri positf, tidak berarti semua sektor bisnis akan tumbuh karena Indonesia belum benar-benar membaik, salah satunya pertambangan.

"Karena sektor itu berhubungan dengan permintaan dan perekonoian global. Perekonomian global sendiri juga belum benar-benar pulih. Kalau di global belum mengalami perbaikan, ya wajar-wajar saja jika berpengaruh ke saham sektor pertambangan. Tetapi kita juga harus lihat potensi kedepannya, karena saham tidak bisa dilihat jangka pendek, harus jangka panjang," jelasnya.

Vivian Secakusuma mengatakan bahwa kinerja industri pasar modal yang dapat dilihat dari fluktuasi indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) diproyeksikan akan berada di kisaran 5.400-5.600 poin pada akhir 2016 ini.

Tercatat, pada hari ini (Selasa, 4/10) IHSG BEI ditutup menguat 8,40 poin atau 0,15 persen menjadi 5.472,31. Dengan demikian, pergerakan IHSG sejak awal tahun hingga 4 oktober 2016 mengalami pertumbuhan sebesar 19,14 persen. (ant)

0 comments

    Leave a Reply