October 2, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Alba, Si Orangutan Albino, Hidup Baik di Hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya

IVOOX.id, Kapuas - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kehutanan, Jumat, 28 Februari 2020. Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH), Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, bekerja sama dengan mitra Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival Foundation), baru-baru ini melakukan pelepasliaran 3 orangutan hasil rehabilitasi. Selanjutnya, pengamatan ketiga orangutan yang baru dilepas tersebut dilakukan oleh Tim Post-Release Monitoring (PRM).

Saat proses pengamatan terhadap Unyu, salah satu orangutan yang dilepasliarkan, tim menyaksikan pertemuan kembali Unyu dengan Alba, satu-satunya orangutan albino yang pernah diketahui.

Hal ini sangat menggembirakan, mengingat Alba dan Unyu sebelumnya bersama menjalani proses rehabilitasi di Yayasan BOS Nyaru Menteng.

Direktur KKH Indra Exploitasia, menyambut gembira peristiwa ini, dan mengatakan bahwa hal tersebut adalah pertemuan yang sangat menarik.

"Tim PRM yang terdiri dari rekan-rekan Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, dan Yayasan BOS, saya minta untuk terus mengamati perkembangan Alba ini sampai tiga bulan ke depan. Kami benar-benar ingin memastikan Alba bisa hidup mandiri dan sejahtera di hutan Taman Nasional ini," ujarnya.

Tiga tahun silam, tepatnya pada 29 April 2017, BKSDA Kalimantan Tengah bekerja sama dengan Kepolisian Sektor Kapuas Hulu, dan Yayasan BOS menyelamatkan orangutan Alba, di Desa Tanggirang, Kecamatan Kapuas Hulu, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Setelah menjalani rehabilitasi selama hampir dua tahun di Nyaru Menteng, Alba dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya di TNBBBR pada 18 Desember 2018 silam.

Kepala BTNBBBR Agung Nugroho menambahkan, Tim PRM terdiri dari orang-orang terpilih, sebagian besar di antaranya masyarakat lokal, yang bertugas untuk memastikan para orangutan yang dilepasliarkan di Taman Nasional ini hidup liar namun sejahtera. Partisipasi mereka juga menjamin keberlanjutan program, satu hal yang sangat penting dalam upaya pelestarian alam, dan keanekaragaman hayati. 

“Saya menerima laporan bahwa Alba ini setiap kali diamati tampak bisa menjelajah jauh, makan banyak sekali pakan alami, dan membuat sarang di mana-mana. Ia juga bersosialisasi dengan orangutan lain yang telah lebih dulu dilepasliarkan di hutan ini. Itu adalah hal yang sangat membahagiakan. Kami semua berharap Alba terus bertahan hidup liar di hutan ini, sesuai kodratnya sebagai satwa liar,” tuturnya.

Sementara itu, CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite, mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk bekerja bersama dengan Direktorat KKH, dan BTNBBBR dalam melaksanakan pengamatan, dan pemantauan orangutan hasil pelepasliaran di taman nasional ini.

"Melalui upaya bersama ini, akan meningkatkan kesuksesan upaya pelestarian orangutan, dan habitatnya, khususnya di Kalimantan Tengah," ungkapnya.

Sejak dilepasliarkan di akhir tahun 2018, hingga akhir tahun 2019, pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata Alba menghabiskan 56,5% dari jam aktifnya untuk makan, 27,2% untuk bergerak di pepohonan, 13,8% istirahat, dan 2,2% melakukan perilaku lain seperti bersarang, dan bersosialisasi.

Kemudian, Alba masih teramati bulan Februari tahun ini, dan masih akan diamati secara teratur sampai beberapa waktu ke depan. Seperti Alba, orangutan hasil pelepasliaran lain juga akan diamati melalui patroli, dan kegiatan monitoring untuk memastikan mereka bertahan hidup tanpa bantuan manusia.

Kerja konservasi adalah kerja bersama, dan harus saling bahu membahu. Kami selalu membuka diri untuk bersama menjaga kekayaan alam nusantara ini untuk kepentingan bangsa, dan negara. 

0 comments

    Leave a Reply