May 5, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Al-Jabbar, Masjid Terapung Berwawasan Lingkungan

IVOOX.id, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Provinsi Jawa Barat, memulai proses pembangunan Masjid Raya Provinsi Jawa Barat.

Masjid tersebut diberi nama Masjid Al-Jabbar, yang akan didirikan di atas kolam retensi (embung) seluas 25,9879 Ha.

Gubernur Ahmad Heryawan (Aher) meresmikan dimulainya pembangunan Masjid Terapung tersebut dengan upacara 'Ground Breaking', atau peletakan batu pertama Pembangunan Masjid Raya 'Al Jabbar' Provinsi Jawa Barat Tahun Jamak 2017-2018, di lokasi pembangunan Masjid di kawasan Gedebage Bandung, Jumat (29/12/2017).

Ahmad Heryawan mengungkapkan, nama Al-Jabbar sendiri merupakan satu di antara 99 Asmaul Husna, yang artinya maha gagah, maha kuasa.

"Disini akan berdiri sebuah masjid kebanggaan masyarakat Jawa Barat yang kita beri nama Al-Jabbar. Kita harus membangun kehidupan yang seimbang, kita tidak hanya membangun bangunan untuk kegiatan duniawi saja, tapi pada saat yang bersamaan kita ingin hadir bangunan fisik yang menggambarkan kokohnya penghambaan kita kepada Allah SWT," katanya.

Aher menyatakan, Masjid Al-Jabbar nantinya akan menjadi mesjid Pemerintah yang terbesar di antara masjid-masjid yang telah ada.

"Masjid ini akan mampu menampung 60.000 jemaah, baik di dalam maupun di plazanya, untuk di dalam masjid bisa menampung 33.000 jemaah, sisanya bisa tersebar hingga ke plaza," jelas Aher.

Adapun rencana kegiatan untuk pembangunan Masjid Raya Al-Jabbar Provinsi Jawa Barat terdiri atas bangunan utama, sarana penunjangnya, dan fasilitas ruang terbukanya.

Aher juga menambahkan, di lantai dasar masjid ini akan dibangun pula museum sejarah nabi Muhammad SAW, yang akan memperlengkap paket wisata religi di kawasan ini.

Adapun pembebasan tanah untuk Masjid Raya Provinsi Jawa Barat dan kolam retensi (embung) untuk mencegah banjir di sekitar Gedebage, telah dimulai sejak tahun 2015 dengan luas 4,5798 Ha oleh Biro PBD, tahun 2016 seluas 12,2066 Ha oleh Biro PBD, dan total tanah yang dibebaskan tahun 2017 seluas 3,3556 Ha oleh Dinas BMPR.

"Sementara luas lahan untuk pekerjaan inlet BBWS Citarum, pada tahun 2016 seluas 1,509 Ha, dan total tanah yang dibebaskan tahun 2017 yakni 0,378 Ha," tuturnya.

Sehingga total luas tanah yang telah dibebaskan adalah 22,1000 Ha, dan tanah yang akan dibebaskan tahun 2018 yakni +/- 3,8879 Ha. Adapun total tanah yang dibutuhkan yaitu 25,9879 ha.

Masjid dibangun dengan struktur utama beton, rangka atap dengan struktur baja bentang panjang 99 m dengan penutup atap kaca dan alumunium solid panel dengan ketinggian 58m, Minaret 4 buah paling tinggi 99m. Pun seluruh bangunan berdiri diaras struktur pondasi tiang pancang.

"Lokasinya dekat dengan GBLA, kapasitas GBLA hanya 40.000. Jadi kalau Persib main di sana, maka bisa menampung semua bobotoh untuk salat berjamaah atau kalau menang bahkan juara bisa dijadikan tempat syukuran," katanya.

Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, HM Guntoro menuturkan, Masjid Raya akan dibangun dengan lantai dasar seluas +- 11.291 m2, lantai 1 seluas +/-8.329 m2, dan lantai Mezzanine seluas +/- 2.232 m2, dan Luas Ruang Luar Masjid +/- 17.429,6 m2.

"Masjid ini pun dibangun dengan nilai Engineer Estimate (EE) Rp. 913.874.490.000, termasuk PPN, tidak termasuk landscape dan Ma'Radh," Katanya.

Adapun pembangunan Masjid Al Jabbar pelaksanaan konstruksinya dilaksanakan secara bertahap, dengan tahap 1 sesuai dengan kontrak nomor 602/SPK.30/Pemb.MRJB/JAKON/2017 tanggal 21 Desember 2017, pembiayaan tahun jamak tahun anggaran 2017-2018 sebesar Rp511 miliar.

"Masjid tersebut akan dibangun oleh PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WIKA Gedung) selama kurang lebih dua tahun dengan anggaran multi years," jelas Guntoro. (jaw)

0 comments

    Leave a Reply