April 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Aksi Realisasi Untung Mulai Gerus Laju Pasar Obligasi

IVOOX.id, Jakarta - Meski laju rupiah cenderung dapat melanjutkan pergerakan positifnya, gerak pasar obligasi cenderung tertekan seiring mulai adanya aksi ambil untung yang memanfaatkan kenaikan sebelumnya.

Pada saat yang sama, meningkatnya pergerakan imbal hasil obligasi AS seiring kenaikan consumer price index dari Departemen Ketenagakerjaan AS turut berimbas pada meningkatnya imbal hasil obligasi AS. “Hanaya saja, masih adanya aksi beli dapat mempertahankan laju pasar obligasi untuk tidak melemah lebih dalam,” kata Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas di Jakarta, Selasa (16/1/2018).

Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata turun -3,55 bps; tenor menengah (5-7 tahun) turun -6,16 bps; dan panjang (8-30 tahun) turun -2,83 bps.

Adanya aksi jual berimbas pada melemahnya sejumlah harga obligasi acuan. Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 100,39% memiliki imbal hasil 5,54% atau naik 0,007 bps dari sebelumnya di harga 100,43% memiliki imbal hasil 5,53%.

Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 106,55% memiliki imbal hasil 6,89% atau naik 0,02 bps dari sehari sebelumnya di harga 106,74% memiliki imbal hasil 6,88%.

Pada Senin (15/1/2018), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik 0,07 bps di level 121,18 dari sebelumnya di level 121,10. Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price naik 0,14 bps di level 111,08 dari sebelumnya di level 110,93.

Sementara itu, pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,12% dari sebelumnya di level 6,07% dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,548% dari sebelumnya di level 2,551% sehingga spread di level kisaran 357,5 lebih tinggi dari sebelumnya 352,3.

Sementara pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya cenderung naik tipis. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA di mana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak tipis di kisaran level 7,97%-8,00%. Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 8,66%-8,67%. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 9,92%-9,97%, dan pada rating BBB di kisaran 12,13%-12,37%.

Mulai adanya aksi jual memberikan tekanan pada laju pasar obligasi sehingga berbalik melemah. Aksi jual dengan memanfaatkan kenaikan sebelumnya dapat kembali terjadi. “Terutama jelang lelang obligasi hari ini. Tetap mewaspadai sejumlah sentimen yang dapat menghalangi potensi kenaikan tersebut,” ucapnya mewanti-wanti.

Pada hari ini, Selasa (16/1/2018) jangan lewatkan lelang surat utang negara (SUN). Pemerintah akan menawarkan lima seri obligasi negara. Adapun jumlah indikatif SBSN yang dilelang sebesar Rp17 triliun dengan target maksimal Rp25 triliun. Kelima seri obligasi itu adalah sebagai berikut:

Seri SPN03180417 (penerbitan baru) dengan pembayaran imbal hasil secara diskonto dan jatuh tempo 17 April 2018;

Seri SPN12190104 (penerbitan kembali) dengan pembayaran imbal hasil secara diskonto dan jatuh tempo 4 Januari 2019;

Seri FR0064 (penerbitan kembali) dengan tingkat imbal hasil 6,125 persen dan jatuh tempo 15 Mei 2028;

Seri FR0065 (penerbitan kembali) dengan tingkat imbal hasil 6,625 persen dan jatuh tempo 15 Mei 2033; dan

Seri FR0075 (penerbitan kembali) dengan tingkat bunga 7,50 persen dan jatuh tempo 15 Mei 2038. (jaw)

0 comments

    Leave a Reply