April 25, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Aksi Konkrit Indonesia dalam Mengurangi Sampah Plastik

IVOOX.id, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jum’at, 14 Desember 2018. Indonesia berkomitmen untuk menetapkan target untuk pengurangan sebesar 30% dan dan penanganan sampah plastik dengan benar sebesar 70% dari total timbulan sampah pada tahun 2025.

Target tersebut dinyatakan secara resmi pada Peraturan Presiden No. 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional tentang Pengelolaan Sampah.

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati dalam talkshow yang bertema “Indonesian Concrete Action On Reducing Plastic Waste” di Paviliun Indonesia COP 24 UNFCCC di Katowice, Polandia, mengatakan untuk mengurangi sampah plastik, Indonesia telah mengambil beberapa tindakan nyata.

Dikatakan Rosa Vivien KLHK sedang Menyusun Rancangan Peraturan Menteri LHK tentang Roadmap (peta jalan) Pengurangan Sampah oleh Produsen yang bertujuan untuk menerapkan tanggung jawab produsen untuk mengurangi limbah yang berasal dari produk dan/atau kemasan mereka, yang terukur, dapat dipertanggungjawabkan, dan dapat diverifikasi.

“Ada tiga produsen yang menjadi target utama: pemilik merek, pengecer, dan sektor jasa makanan dan minuman seperti hotel, restoran dan kafe”, jelas Rosa Vivien Rabu (12/12/2018 waktu setempat).

Berdasarkan data, timbulan sampah di Indonesia didominasi oleh sampah organik sebesar 57%, diikuti oleh sampah plastik 16%, kertas dan sampah karton 10%, dan lainnya 17%. Dalam satu dekade, komposisi sampah plastik meningkat 5%, timbunan sampah plastik meningkat pesat dalam 5 tahun terakhir.

Jakarta menghasilkan 2.000 ton sampah kantong plastik setiap tahun dan 4 jenis sampah plastik paling umum yang ditemukan di ekosistem pesisir dan laut termasuk tas belanja plastik sekali pakai, sedotan plastik, kemasan sachet, dan styrofoam.

Penyusunan Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengurangan Sampah Kantong Plastik juga telah disiapkan yang bertujuan untuk mengubah perilaku penggunaan kantong plastik yang digunakan oleh publik sebagai aturan lebih lanjut dari peta jalan untuk mengurangi limbah oleh ritel.

Menurut Rosa Vivien Kota Banjarmasin adalah pelopor dalam melarang penggunaan kantong plastik di ritel modern, yang dimulai 1 Juni 2016 dan berhasil mengurangi sampah kantong plastik yang dihasilkan oleh 52 juta lembar per bulan dan dalam proses yang diikuti oleh beberapa kota.

Tindakan nyata selanjutnya, dikatakan Rosa Vivien menginisiasi dan mendukung pembangunan Bank Sampah. Saat ini Indonesia memiliki lebih dari 5.000 bank sampah yang melibatkan masyarakat untuk mengurangi sampah dari sumbernya.

“Di Indonesia Bank sampah mengambil peran penting dalam pengurangan sampah plastik dan juga sebagai titik pengumpulan utama untuk menerapkan tanggung jawab produsen dalam mengurangi sampah hasil produksinya untuk mencapai Circular Economy serta memberikan perkembangan terkini tentang mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di Indonesia”, katanya.

Kirana Pritasari, Direktur Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan yang juga hadir dalam talkshow ini menyatakan permasalahan sampah berkaitan erat dengan kesehatan masyarakat. “Dari sampah-sampah tersebut, seseorang bisa tertular penyakit secara langsung dan tidak langsung”, kata Kirana.

Talkshow ini diselenggarakan untuk mempromosikan kontribusi Indonesia dalam mengurangi sampah plastik, terutama memerangi sampah plastik di laut dari kegiatan berbasis lahan serta memitigasi perubahan iklim.

Talkshow ini juga menjadi tindak lanjut dari kampanye nasional Pemerintah Indonesia dalam memerangi sampah plastik dengan tagline “Kendalikan Smapah Plastik” yang mendukung Program Kamapaye Lingkungan dari UN Environment yang mengangkat masalah ini sebagai tema untuk Hari Lingkungan Dunia 2018 “Beat Plastic Pollution”. ( Adhi Teguh )

0 comments

    Leave a Reply