Aksi Jual Global, Bursa Eropa Melorot Dalam

IVOOX.id, London - Bursa saham Eropa turun tajam pada hari Kamis di tengah aksi jual global karena kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi muncul kembali.

Pan-European Stoxx 600 untuk sementara ditutup turun 1,8%, dengan pengecer turun 3,2% untuk memimpin kerugian karena semua sektor dan bursa utama meluncur jauh ke wilayah negatif.

Anjloknya Eropa mencerminkan sentimen negatif di Asia dan AS.

Saham Asia sebagian besar turun pada Kamis, karena saham teknologi China di Hong Kong berada di bawah tekanan setelah kekhawatiran regulasi muncul kembali. Sementara itu, di Wall Street, indeks saham utama AS jatuh di tengah kekhawatiran tentang pemulihan global.

Angka klaim pengangguran terbaru Departemen Tenaga Kerja AS adalah titik fokus bagi investor pada hari Kamis, membukukan kenaikan tak terduga karena laju pertumbuhan pekerjaan baru-baru ini melambat.

Klaim pengangguran pertama kali mencapai 373.000 untuk pekan yang berakhir 3 Juli, dibandingkan dengan perkiraan Dow Jones 350.000. Level minggu sebelumnya direvisi naik 7.000 dari 364.000 menjadi 371.000.

Investor melarikan diri ke obligasi pemerintah AS yang dianggap aman pada hari Kamis, mendorong imbal hasil pada Treasury 10-tahun ke level terendah sejak akhir Februari.

Kembali di Eropa, Bank Sentral Eropa merevisi target inflasi menjadi 2% dan mengatakan akan memungkinkan harga konsumen untuk melampaui bila dianggap perlu.

Dalam hal aksi harga saham individu di Eropa, Knorr-Bremse naik 7,3% setelah produsen rem Jerman membatalkan rencana untuk membeli saham mayoritas di perusahaan pencahayaan otomotif Hella.

Deliveroo awalnya naik sebanyak 5% sebelum turun 2,3% pada penutupan setelah menaikkan panduan untuk nilai transaksi bruto setahun penuh. Perusahaan pengiriman makanan Inggris juga memperingatkan margin keuntungannya akan berada di bawah ekspektasi karena investasi dalam peluang pertumbuhan.

Di bagian bawah indeks blue chip Eropa, TeamViewer Jerman anjlok 14,3% setelah mengumumkan perkiraan pertumbuhan tagihan kuartal kedua yang lebih lemah.(CNBC)