October 5, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Ahmad Basarah Jernihkan Hubungan Pancasila dan Agama

IVOOX.id, Jakarta - Pernyataan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi perihal Pancasila dan agama memantik pro dan kontra. Pimpinan MPR dari Fraksi PDIP, "Karena pernyataan tersebut sudah beredar luas di masyarakat dan dikhawatirkan menimbulkan salah paham bahwa Pancasila bertentangan dengan agama, maka menjadi tugas kita bersama menjernihkan kesalahpahaman bahwa Pancasila bertentangan dengan agama. Dalam Pancasila justru terkandung nilai-nilai agama-agama dan Ketuhanan yang hidup di Indonesia," kata Basarah lewat keterangan persnya, Rabu (12/2/2020).


Dia mengatakan Pancasila bukan musuh agama. Dia menduga kuat Yudian tidak bermaksud berkata bahwa Pancasila adalah musuh agama. Yang Yudian maksud, menurut Basarah, adalah kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama demi untuk kepeintingan sendiri.


"Karena itu, saya tidak sependapat dengan pernyataan baik perorangan maupun kelembagaan bahwa musuh terbesar Pancasila adalah agama," kata Basarah.


Wakil Ketua MPR bidang sosialisasi 4 pilar kebangsaan ini menjelaskan, Pancasila bukan bertentangan dengan agama melainkan justru meneguhkan nilai-nilai agama. Doktor bidang hukum Universitas Diponegoro Semarang ini mengajak semua pihak merujuk ke literatur pemikiran Sukarno. Tak akan ada literatur yang mendukung pemikiran bahwa agama adalah musuh Pancasila.


Sejarahnya, Bung Karno menyintesakan Islam dan nasionalisme. Itu tercatat dalam pembentukan Pancasila ketika atas inisiatif Bung Karno sendiri. Urutannya, Panitia Delapan menjadi Panitia Sembilan yang kemudian melahirkan naskah Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Dari peristiwa pembentukan Panitia Sembilan tersebut terlihat jelas penghormatan Bung Karno terhadap kepentingan golongan Islam dan selalu ingin menjadi jembatan serta menjaga harmoni dan persatuan antara Golongan Islam dan Golongan Kebangsaan.


"Piagam Jakarta itu justru pada awalnya lahir atas inisiatif pribadi Bung Karno membentuk Panitia Sembilan," kata Basarah.


Sejak awal, kalangan agama sudah menyepakati Pancasila. Sila pertama 'Ketuhanan Yang Maha Esa' sangat mencerminkan nasionalisme Indonesia yang religius.


"Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan konsensus final yang disepakati para pendiri bangsa bersama para alim ulama dan tokoh-tokoh agama lainnya serta tokoh-tokoh kebangsaan yang telah bersepakat Pancasila sebagai kalimatunsawa atau titik temu di antara berbagai macam kemajemukan bangsa Indonesia,'' tandas Dosen Universitas Islam Malang (UNISMA) itu., membela Yudian dan meluruskan kesalahpahaman yang timbul akibat keterangan Yudian.

"Karena pernyataan tersebut sudah beredar luas di masyarakat dan dikhawatirkan menimbulkan salah paham bahwa Pancasila bertentangan dengan agama, maka menjadi tugas kita bersama menjernihkan kesalahpahaman bahwa Pancasila bertentangan dengan agama. Dalam Pancasila justru terkandung nilai-nilai agama-agama dan Ketuhanan yang hidup di Indonesia," kata Basarah lewat keterangan persnya, Rabu (12/2/2020).

Dia mengatakan Pancasila bukan musuh agama. Dia menduga kuat Yudian tidak bermaksud berkata bahwa Pancasila adalah musuh agama. Yang Yudian maksud, menurut Basarah, adalah kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama demi untuk kepeintingan sendiri.

"Karena itu, saya tidak sependapat dengan pernyataan baik perorangan maupun kelembagaan bahwa musuh terbesar Pancasila adalah agama," kata Basarah.

Wakil Ketua MPR bidang sosialisasi 4 pilar kebangsaan ini menjelaskan, Pancasila bukan bertentangan dengan agama melainkan justru meneguhkan nilai-nilai agama. Doktor bidang hukum Universitas Diponegoro Semarang ini mengajak semua pihak merujuk ke literatur pemikiran Sukarno. Tak akan ada literatur yang mendukung pemikiran bahwa agama adalah musuh Pancasila.

Sejarahnya, Bung Karno menyintesakan Islam dan nasionalisme. Itu tercatat dalam pembentukan Pancasila ketika atas inisiatif Bung Karno sendiri. Urutannya, Panitia Delapan menjadi Panitia Sembilan yang kemudian melahirkan naskah Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Dari peristiwa pembentukan Panitia Sembilan tersebut terlihat jelas penghormatan Bung Karno terhadap kepentingan golongan Islam dan selalu ingin menjadi jembatan serta menjaga harmoni dan persatuan antara Golongan Islam dan Golongan Kebangsaan.

"Piagam Jakarta itu justru pada awalnya lahir atas inisiatif pribadi Bung Karno membentuk Panitia Sembilan," kata Basarah.

Sejak awal, kalangan agama sudah menyepakati Pancasila. Sila pertama 'Ketuhanan Yang Maha Esa' sangat mencerminkan nasionalisme Indonesia yang religius.

"Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan konsensus final yang disepakati para pendiri bangsa bersama para alim ulama dan tokoh-tokoh agama lainnya serta tokoh-tokoh kebangsaan yang telah bersepakat Pancasila sebagai kalimatunsawa atau titik temu di antara berbagai macam kemajemukan bangsa Indonesia,'' tandas Dosen Universitas Islam Malang (UNISMA) itu.

0 comments

    Leave a Reply