May 18, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Agama dan Negara Saling Membutuhkan

IVOOX.id, Jakarta - Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, mengungkapkan bahwa agama dan negara sama-sama saling membutuhkan. Relasi keduanya adalah simbiosis mutualisme. Agama memerlukan wadah bangsa, sedangkan kehidupan kebangsaan memerlukan nilai-nilai agama sebagai acuan di tengah kehidupan yang beragam.

“Karena bagaimanapun juga para penyelenggara negara perlu dikontrol, diimbangi dengan nilai-nilai agama agar jalannya pemerintahan tidak kering,” kata Menteri Lukman, dalam keterangan persnya di Makassar, Kamis (21/2).

Relasi agama dan negara juga menjadi salah satu poin pembahasan Menteri Lukman dalam Dialog Nasional Keagamaan dan Kebangsaan di Makassar, Rabu-Jumat (20-22/2). Dialog yang digelar Kementerian Agama itu menghadirkan KH Ma'ruf Amin dan sejumlah tokoh agama.

"Agama Islam dengan kebangsaan seperti dua sisi mata uang, berbeda namun keduanya tidak bisa dipisahkan. Islam sebagai ajaran yang kita yakini kebenarannya memerlukan wadah, tempat di mana nilai-nilai itu bisa diaktualiasikan agar mewujud dalam kehidupan keseharian, itulah negara bangsa ini,” papar Menteri Lukman.

Indonesia dinilai dunia sebagai bangsa religius. Tidak ada satupun suku bangsa di Indonesia yang tidak menjunjung tinggi nilai agama. Dan, itu sudah berlangsung sejak ratusan tahun lau, bahkan sebelum Indonesia berdiri.

Religiusitas Indonesia juga tercermin dalam kehidupan bernegara. Alenia ketiga pembukaan UUD 1945, secara ekplisit menegaskan kemerdekaan diraih atas berkat rahmat Allah SWT. Presiden-Wakil Presiden dan seluruh pejabat negara, semua mengawali masa jabatannya pun dengan bersumpah sesuai dengan agamanya.

“Jarang kita menemui negara didunia ini, yang penyelenggaraan negaranya mengawali dengan sumpah atas nama Tuhan. Begitu arifnya para pendahulu, menempatkan agama yang tidak terpisahkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Menteri Lukman.

“Konstitusi kita, sangat sarat, penuh dengan nilai-nilai agama. Tidak hanya kosakata agama, tapi juga terma, diksi secara langsung atau tidak langsung terkait dengan agama,” sambung dia.

Agama, imbuh Menteri Lukman, juga memang perlu dikontrol negara agar tidak terjerumus pada perilaku eksesif. Misalnya, karena klaim kebenaran dan lainnya.  “Di sinilah negara berperan sebagai pengontrol, agar agama selalu pada koridornya yang moderat,” tambahnya.

Menteri Lukman mengaku sejak empat tahun terkakhir pihaknya terus mempromosikan moderasi beragama.

0 comments

    Leave a Reply