April 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Abdulleh Puteh Terancam Hukuman 9 Tahun Penjara

IVOOX.id, Jakarta – Gubernur Aceh  periode 2000-2004 Abdullah Puteh didakwa  pasal penggelapan uang Rp350 juta, Sesuai dengaan  pasal  371 KUHP Abdullah Puteh diancam dengan hukuman minimal empat tahun atau maksiman sembilan tahun penjar.

Demikian dakwaan Jaksa  yang dibacakan Jaksa penuntut umum  Lumumba Tambunan, pada sidang yang digelar Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (22/10)

Menurut Jaksa  uang senilai Rp350 juta dari seorang investor, Herry Laksmono diperoleh dari sisa dana pengurusan dokumen amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) yang dianggarkan sebanyak Rp750 juta oleh Herry. Akan tetapi, menurut keterangan jaksa, pengurusan dokumen lingkungan hanya menelan biaya sekitar Rp400 juta.

"Sisanya sekitar Rp350 juta tanpa hak dimiliki secara pribadi oleh terdakwa, dan atas perbuatannya terdakwa (Abdullah Puteh) merugikan saksi (Herry Laksmono), terdakwa diancam pidana Pasal 372 KUHP," kata penuntut umum dalam persidangan, seperti dilansir Antara.

Pasal 372 KUHP tentang Penggelapan mengatur barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam karena penggelapan dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.

Menurut keterangan penuntut umum, penggelapan bermula dari perjanjian investasi antara Abdullah Puteh melalui perusahaannya PT Woyla Raya Abadi dan Herry Laksmono untuk memanfaatkan hasil hutan kayu di Kalimantan Tengah.

Dalam perjanjian usaha itu, PT Woyla berjanji akan mengurusi perizinan usaha, dan sebagai timbal balik, Herry sebagai investor akan mendapatkan keuntungan pemanfaatan kayu di sebuah wilayah di Desa Barunang, Kapuas Tengah, Kalimantan Tengah. Akan tetapi, pada praktiknya, jaksa menyebut, izin tersebut tidak diberikan ke pihak investor, sehingga Herry tidak dapat memanfaatkan hasil penebangan sebanyak 32 ribu kubik yang tersimpan di penampungan

Selepas mendengar dakwaan jaksa, Abdullah Puteh menyangkal seluruh tuduhan penuntut umum.

"Semua dakwaan penuntut umum salah, dan saya menyatakan keberatan," kata Abdullah Puteh saat dimintai tanggapan oleh Hakim Ketua Kartim Haeruddin di persidangan.

Selepas persidangan, kuasa hukum Abdullah Puteh, Khairil juga menilai bahwa kasus yang digugat kejaksaan terkait dengan gugatan perdata antara PT Woyla Raya Abadi dan pihak Herry Laksmono.

Khairil menjelaskan bahwa perkara perdata tersebut sudah dimenangkan oleh PT Woyla Raya Abadi melalui putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht) pada 2013.

Akan tetapi, penasihat hukum Abdullah Puteh itu mengatakan pihaknya tetap akan mengikuti proses persidangan yang akan dilanjutkan Kamis, 8 November di PN Jakarta Selatan.

0 comments

    Leave a Reply