April 18, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

60% Spesies Kopi Terancam Punah

IVOOX.id,Jakarta - Penelitian ini menemukan 75 dari 124 kopi liar terancam punah. Sebanyak 35 dari 124 spesies itu tumbuh di daerah tanpa perlindungan konservasi, dan hanya sedikit hal yang diketahui terkait 14 jenis sisanya. Diketahui pula dari penelitian tersebut bahwa sebanyak 28% spesies kopi liar tumbuh di luar daerah terlindung dan hanya sekitar setengahnya disimpan dalam bank bibit.


Jenis kopi paling populer, arabika, masuk dalam daftar tersebut. Arabika bahkan diprediksi bisa punah dalam kurun waktu 60 tahun saja.


Peneliti dari Kew Royal Gardens, Inggris, menyebut, perubahan iklim, penggundulan hutan, kekeringan, dan penyakit tanaman menjadi penyebab masa depan kopi dalam bahaya.

"Mengingat ancaman dari perambahan manusia dan penggundulan hutan, beberapa (spesies kopi) dapat punah dalam 10 hingga 20 tahun, terutama dengan pengaruh tambahan dari perubahan iklim," kata peneliti Aaron P Davis.


Aaron menyebut, tanaman kopi tumbuh di habitat alami yang sangat spesifik. Kenaikan suhu dan peningkatan curah hujan yang disebabkan oleh perubahan iklim membuat kopi tidak bisa tumbuh dengan subur.

Peneliti menilai, keberagaman kopi ini penting untuk membuat tanaman kopi yang dimodifikasi secara genetik. Hal ini berguna untuk mengembangkan kopi yang tahan pada perubahan iklim dan hama.

"Hal pertama yang perlu dilakukan adalah melestarikannya di alam liar, jadi kami perlu meningkatkan pengelolaan kawasan lindung dan juga perlu menunjuk kawasan lindung baru," kata Davis.


IUCN Red List

Kajian kedua di Global Change Biology menemukan kopi Arabica liar dapat dikelompokkan dalam pemeringkatan resmi (IUCN Red List) ketika perkiraan perubahan iklim diperhitungkan. Populasi di alam kemungkinan akan mengecil sampai 50% atau lebih di tahun 2088 hanya karena perubahan iklim saja, demikian disebutkan penelitian tersebut.


Arabica Liar dipakai untuk memasok bibit bagi perkebunan kopi dan juga dijadikan tanaman panen. Ethiopia adalah asal dari kopi Arabica, tanaman yang tumbuh secara alamiah di hutan tropis dataran tinggi.

"Dengan memperhitungkan pentingnya kopi Arabica bagi Ethiopia dan dunia, kami perlu bekerja keras untuk memahami risiko keberlangsungannya di alam," kata Dr Tadesse Woldemariam Gole, dari Environment and Coffee Forest Forum di Addis Ababa.


Banyak peminum kopi tidak menyadari bahwa kita menggunakan biji kopi hanya dari dua spesies yaitu Coffea arabica dan Coffea robusta. Kedua spesies itulah yang menjadi campuran kopi yang berbeda-beda di pasar. Perdagangan kopi dunia bergantung pada dua spesies ini.


Spesies ketiga, Liberica (Coffea liberica), tumbuh di seluruh dunia tetapi jarang dijadikan minuman kopi.


Kopi Liar

Sebagian besar kopi liar tumbuh di hutan terpencil Afrika dan Pulau Madagaskar. Di luar Afrika, kopi liar juga ditemukan di iklim tropik lain, termasuk sebagian daerah India, Sri Lanka dan Australia.

Kebanyakan kopi liar memang tidak enak diminum, tetapi kemungkinan memiliki gen yang dapat dikendalikan untuk membantu keberlangsungan tanaman kopi di masa depan, di tengah-tengah perubahan iklim dan kemunculan penyakit yang dapat menyerang tanaman kopi. Dalam jangka panjang, kita memerlukan spesies liar untuk menjaga masa depan tanaman pangan kopi dunia, kata para peneliti. "Kita memerlukan sumber dari alam tersebut dari waktu ke waktu," kata Dr Davis.


Dr Eimear Nic Lughadha dari Kew mengatakan ini adalah pertama kalinya pengkajian IUCN Red List dilakukan untuk mengetahui risiko kepunahan kopi dunia dan angka 60% "sangat tinggi".(Adhi teguh)

0 comments

    Leave a Reply