April 19, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

"22 Menit", Situasi Mencekam Bom Thamrin yang Terasa Nyata

IVOOX.id, Jakarta - Ledakan bom di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, pada 14 Januari 2016 bukan suguhan satu-satunya dalam film 22 Menit besutan sutradara Eugene Panji dan Myrna Paramita. Film ini juga menyuguhkan beragam sisi, seperti keberanian warga ibukota maupun suasana mencekam. Pengambilan syuting di lokasi kejadian membuat film ini terasa nyata.

Aksi baku tembak antara anggota pasukan antiterorisme kepolisian, yang dipimpin AKBP Ardi (Ario Bayu) dan pelaku serangan, lalu pengamanan area lokasi oleh para polisi lalu-lintas betulan, yakni Brigadir Satu Polisi Firman (Ade Firman Hakim) dan rekannya, Brigadir Kepala Polisi Rahmat (Rabzki) juga menjadi poin penting dalam film berdurasi hampir 80 menit itu.

Satu bagian cerita yang tentunya menjadi pewarna menarik  ialah sisi drama yang dihadirkan dalam film, mulai dari mereka yang terjebak dalam situasi mencekam itu seperti Mitha (Hana Malasan) dan Dessy (Ardina Rasti) hingga mereka yang sekedar menjadi penonton kejadian.

Walau berasal dari kisah nyata, namun beberapa bagian cerita didramatisir dan penonton yang sempat mengikuti perkembangan kasus bom Thamrin pasti bisa menerka bagian mana itu.

Mungkin akan muncul semacam pemikiran, perlukah kisah dan tokoh itu masuk ke dalam film? Mengapa bukan sosok lain?

Eugene dan Myrna yang juga ingin mengangkat keberanian warga ibukota dari ledakan bom turut menghadirkan sosok-sosok yang menjadi simbol keberanian Jakarta saat itu, walau memang tak begitu kentara.

Siapa saja? Sosok tukang sate yang mendadak viral karena tetap berdagang saat kejadian hingga pengemudi ojek yang membantu menolong korban.

Mungkin tak lengkap jika film yang bercerita soal aksi aparat, namun tak melibatkan polisi sesungguhnya terlibat langsung saat itu. Mereka menjadi cameo (orang terkenal yang muncul selintas dalam film).

Tetapi, apakah aparat yang dimaksud termasuk dua pejabat kepolisian yakni Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian, dan Kepala Hubungan Internasional Kepolisian Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi Krishna Murti.

Pada saat kejadian, Tito Karnavian menjabat sebagai kepala Polda Metro Jaya, sementara Krishna Murti masih menjadi direktur Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Lokasi pengambilan gambar sesuai dengan aslinya menjadikan film yang rencananya tayang pada 19 Juli 2018 di bioskop tanah air itu terasa nyata. (luthfi ardi)

0 comments

    Leave a Reply