May 5, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

2017, Multistrada Arah Sarana Anggarkan Dana Belanja Modal US$35 Juta

iVOOXid, Jakarta – PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) mengalokasikan dana belanja barang modal (capital expenditure/Capex) sebesar US$35 juta untuk 2017. Seluruh dana belanja modal yang berasal dari pinjaman akan digunakan untuk meningkatkan produksi ban sepeda motor bermerek Corsa.

“Sepanjang Januari-Maret 2017, perseroan telah merealisasikan capex sebesar US$9 juta, atau sudah mencapai sekitar 25,71% dari target capex tahun ini,” ujar J. Sukarman, Wakil Direktur Utama MASA, kepada industry.co.id usai acara paparan publik di Gedung BEI, Jakarta Selatan, Jumat (09/06/2017).

Sukarman mengemukakan, perseroan hingga kini masih akan terus meningkatkan volume produksi ban sepeda motor. Pasalnya, hingga akhir 2016 lalu sekitar 16% dari penjualan konsolidasi perseroan dikontribusikan oleh penjualan ban sepeda motor yang umumnya dijual di pasar domestik. Untuk mempertahankan volume penjualan sepeda motor di pasar domestik, perseroan berupaya untuk mensponsori tiga kesebelasan sepak bola di Liga I Indonesia dan 10 kesebelasan di Liga II Indonesia.

Sementara itu, demikian Sukarman, sekitar 81% dari penjualan konsolidasi perseroan dikontribusikan oleh penjualan ban mobil yang pada umumnya diekspor ke berbagai negara, termasuk Perancis dan Korea Selatan. Sisanya sekitar 3% disumbang dari penjualan berbagai jenis ban lainnya, termasuk ban forklift.

Sukarman menuturkan, tingginya persentase kontribusi penjualan ekspor ban mobil terhadap penjualan konsolidasi perseroan mendorong manajemen MASA untuk membuka pasar tujuan ekspor baru ke Korea Selatan dan Perancis.

“Kami menjajaki pasar di Korea Selatan dengan melakukan kerjasama dengan sebuah pemain ritel di negeri ginseng tersebut. Sementara itu, kami juga melakukan penetrasi pasar di Perancis setelah menjadi sponsor bagi klub sepakbola Paris Saint German (PSG),” papar Sukarman.

Sukarman mengakui, kinerja bottom line perseroan pada triwulan pertama 2017 masih terlihat negatif alias mengalami kerugian. Hal tersebut terjadi karena kenaikan harga bahan baku serta ketatnya persaingan di pasar ban global. Sementara itu, perseroan juga masih memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran beban bunga bank.

“Kenaikan harga bahan baku ban tidak serta merta dapat menaikkan harga jual ban di pasaran global. Itu sudah menjadi sifat dari bisnis penjualan ban di pasaran internasional. Jadi kenaikan harga ban biasanya akan terjadi setelah terjadinya kenaikan harga bahan baku. Tetapi sebaliknya, penurunan harga bahan baku dapat langsung menekan harga jual ban,” pungkas Sukarman.

0 comments

    Leave a Reply